Post
power syndrome adalah suatu kondisi kejiwaan yang umumnya dialami oleh
orang-orang yang kehilangan kekuasaan atau jabatan yang diikuti dengan
menurunnya harga diri. Post
power syndrome terjadi karena belum mempersiapan
mentalnya dengan sempurna, meskipun seseorang mempunyai banyak
uang dan tidak ada masalah secara materi, orang tersebut masih sering gamang
menghadapi masa pensiun, jadi meskipun pensiun sudah siap, namun mental
belum siap, sehingga dapat menjalankan masa pensiun dengan menyenangkan.
Gejala
fisik yang terjadi pada orang-orang yang menderita post power syndrome biasanya
tampak menjadi jauh lebih cepat tua dibandingkan pada waktu dia masih menjabat.
Tampak diduga tiba-tiba rambutnya menjadi putih, berkeriput, menjadi pemurung,
malas dan mungkin sakit-sakitan.
Gejala
emosi yang terjadi pada orang-orang yang menderita post power syndrome misalnya
cepat mudah tersinggung, merasa tidak berharga, ingin menarik diri dari
lingkungan pergaulan, ingin bersembunyi dan lain-lain.
Gejala
perilaku yang terjadi pada orang-orang yang menderita post power syndrome
misalnya seorang individu malu bertemu dengan orang lain, lebih mudah melakukan
pola-pola kekerasan atau menunjukan kemarahan baik di rumah atau tempat lain.
Menurut pandangan pribadi penulis, (tanpa penelitian, wkwk) post power syndrome tidak hanya terjadi secara nyata, namun bisa terjadi secara samar. So, waspadalah, waspadalah.
Kita umumnya mengalami post power syndrome karena kekuasaan itu memang melenakan. tidak harus kekuasaan dalam porsi besar, porsi kecil adalah contohnya. yang biasanya jadi "ketua kelas" aja, ketika jadi warga biasa jadi sok-sok gitu deh. yang biasa kaya lalu taraf hidupnya menjadi biasa pun bakal kena. Secara umum manusia tuh suka berada di atas orang lain, suka dipuji dan berkeluh kesah. nah nulis ini sebagai salah satu keluh kesahku, wkwk.
Tetap rendah hati saat berkuasa, tetap baik hati saat jadi warga. semangat menjadi yang terbaik.
Dari aku, orang kaya raya yang bahagia dunia akhirat.
~mamasya
~harta, tahta, syafa