http://agnienanditha.blogspot.co.id/2011/11/ekonomi-pembangunan.html
R I N G K A S A N E K O N O M I P E M B A N G U N A N
R I N G K A S A N E K O N O M I P E M B A N G U N A N
LINCOLIN
ARSYAD
Edisi
5
BAB
I
PENDAHULUAN
Kurangnya perhatian terhadap
masalah pembangunan ekonomi disebabkan oleh beberapa faktor (Meier & Rouch
2000), antara lain :
1. Pada masa PD II sebagian besar negara-negara sedang brkembang (NSB) masih
merupakan negara jajahan.
2. Kurangnya usaha dan perhatian dari para pemimpin masyarakat negara-negara
jajahan untuk membahas masalah-masalah pembangunan ekonomi.
3. Dikalangan para ekonomi, penelitian dan analisis tentang masalah
pembangunan ekonomi (masalah ekonomi jangka panjang) masih terbatas.
Namun setelah PDI II berakhir,
perhatian terhadap masalah pembangunan ekonomi tumbuh dengan pesat. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor :
1. Berkembangnya cita-cita negara yang baru merdeka untuk dapat mengejar
ketertinggalan mereka dalam bidang ekonomi dari negara-negara maju.
2. Berkembangnya perhatian
negara-negara maju terhadap usaha pembangunan (khususnya pembangunan ekonomi)
di NSB.
EVOLUSI FOKUS EKONOMI PEMBANGUNAN
Pertumbuhan dan pemerataan
merupakan dua kutub strategi pembangunan yang seringkali mengabaikan (trade-off).
Artinya, pembangunan yang menitikberatkan pada aspek pertumbuhan ekonomi
cenderung akan “mengorbankan” aspek pemerataan, begitu juga sebaliknya.
Keberhasilan pembangunan yang
ditinjau dari tolok ukur ekonomi klasik tersebut tampaknya tidak sepenuhnya
mampu mencerminkan kenyataan hidup yang sebenarnya di dalam masyarakat.
Angka-angka yang ditunjukkan oleh pendapatan nasional bruto (Gross National
Income = GNI) atau produk nasional bruto (Gross National / Domestic
Product = GNP / GDP) tidan cukup peka dalam mengungkapkan state of mind
masyarakat.
Memasuki periode 1960-an akhir
dan awal dekade 1970-an, pembangunan ekonomi mengalami redefinisi. Mulai muncul
pandangan bahwa tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan ekonomi bukan lagi
menitikberatkan pada aspek pertumbuhan ekonomi yang tinggi, tetapi bagaimana
mengurangi angka kemiskinan dan ketimpangan. Beberapa ekonom berpendapat bahwa pertumbuhan yang tercermin pada kenaikan angka GNP tiap tahunnya belum mampu menjadi solusi atas masalah kemiskinan dan ketimpangan
sehingga makna pembangunan kembali dipertanyakan.
Perubahan yang paling mendasar
pada fokus ekonomi pembangunan terjadi selama dekade 1970-an dan dekade 1980-an
yang dikenal dengan istilah era ‘kebangkitan ekonomi neoklasik’ (resurgence
of neoclassical economics).
CAKUPAN BAHASAN EKONOMI
PEMBANGUNAN
Belum adanya suatu pola
analisis yang dapat diterima secara umum
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :
1. Karena kompleksitas masalah pembangunan dan banyaknya faktor yang
mempengaruhi pembangunan, yang mengakibatkan melebarnya topik pembahasan di
dalam ekonomi pembangunan.
2. Tidak adanya teori-teori pembangunan yang dapat menciptakan suatu kerangka
dasar yang berlaku umum (grand thoery) dalam memberikan gambaran
mengenai proses pembangunan ekonomi.
Hal tersebut tidak berarti
karakteristik pola analisis dalam ekonomi pembangunan tidak dapat kenali. Jika
dicermati, pada hakikatnya pembahasan-pembahasan dalam ekonomi pembangunan
dapat dimasukkan dalam dua kelompok.
1. Pembahasan tentang pembangunan ekonomi, baik yang bersifat deskriptif
maupun analitis yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang
karakteristik perekonomian dan masyarakat
NSB serta implikasinya pada pembangunan ekonomi di kawasan tersebut.
2. Pemabahasan tentang sebagai pilihan orientasi kebijaksanaan pembangunan
yang dapat dilaksanakan dalam upaya untuk mempercepat proses pembangunan
ekonomi di NSB.
Ekonomi pembangunan dapat didefinisikan sebagai
suatu cabang ilmu ekonomi yang menganalisis masalah-masalah pembangunan yang
dihadapi oleh NSB dan memberikan landasan teori dan strategi untuk mengatasi
masalah-masalah tersebut agar NSB dapat membangun ekonominya secara cepat dan
berkelanjutan (sustainable).
KARAKTERISTIK UMUM NEGARA
SEDANG BERKEMBANG
Pada awalnya negara-negara di
dunia – oleh Bank Dunia – dikelompokkan menjadi dua, yaitu negara-negara maju (developed
countries) dan negara-negara sedang berkembang (developing countries
atau sering juga disebut less-developed countries). Negara-negara sedang
berkembang ini sering juga disebut sebagai Negara Dunia Ketiga atau Negara
Selatan.
Bank Dunia dalam World
Development Report (2009) mengelompokkan negara-negara kedalam tiga
kelompok berdasarkan tingkat pendapatan nasional (Gross National Income =
GNI) per kapitanya yaitu :
1. Negara berpenghasilan rendah (low-income
economies) adalah kelompok negara-negara dengan GNI per kapita di bawah US
$ 935.
2. Negara berpenghasilan menengah
(middle-income economies) adalah kelompok dengan negara-negara dengan
GNI per kapita antara US $ 936 sampai US $ 11.455. Kelompok negara
berpenghasilan menengah dapat dikelompokkan lagi menjadi dua, yaitu :
a. Negara berpenghasilan menengah
ke bawah (lower-middle-income economies) adalah suatu negara dengan GNI
perkapita antara US $ 936 sampai US $ 3.705.
b. Negara berpenghasilan menengah
ke atas (upper-middle-income economies) adalah suatu negara dengan GNI
per kapita antara US $ 3.706 sampai US $ 11.455.
3. Negara berpenghasilan tinggi (high-income
economies) adalah kelompok negara-negara dengan GNI per kapita di atas US $
11.456.
Todaro & Smith (2003)
mengemukakan enam karakteristik umum NSB, yaitu :
1) Standar Hidup yang Rendah
Standar hidup yang rendah tampak sangat nyata, baik secara kuantitatif
maupun kualitatif. Hal tersebut dapat dilihat dari pendapatan per kapita yang
rendah, kemiskinan yang kronis, kondisi rumah yang tidak memadai, sarana
kesehatan yang masih sangat terbatas, tingkat pendidikan yang rendah, tingkat
kematian bayi yang tinggi, tingkat
harapan hidup yang rendah, adanya perasaan tidak aman, dan rasa putus asa.
2) Tingkat Produktifitas Rendah
Tingkat produktifitas tenaga kerjanya (output per pekerja) sangat rendah
dibandingkan dengan negara-negara maju. Hal ini bisa dijelaskan dengan
menggunakan beberapa konsep ekonomi. Salah satunya adalah prinsip produktivitas
marjinal yang semakin menurun (diminishing marginal productivity).
Prinsip ini menyatakan bahwa jika ada penambahan kuantitas pada salah satu input
vaiabel (misalnya, tenaga kerja),
sedangkan kuantitas input-input lainnya (modal, tanah, dan lain-lain) diasumsikan tetap, maka
suatu titik tertentu produk marjinal yang dihasilkan dari adanya tambahan input
variabel tersebut akan menurun. Oleh karena itu, tingkat produktivitas tenaga
kerja yang rendah bisa disebabkan oleh tidak adanya atau kurangnya input
komplementer seperti modal fisik atau manajemen sumberdaya manusia yang baik.
3) Tingkat Pertumbuhan Penduduk
dan Beban Tanggungan yang Tinggi
Ada dua faktor yang mempengaruhi tingkat pertumbuhan penduduk suatu negara
yaitu :
1. Tingkat kelahiran kasar (crude
birth rate) yang ditunjukkan oleh jumlah kelahiran per 1.000 penduduk tiap
tahunnya. dan
2. Tingkat kematian (death
rate) yang ditunjukkan oleh jumlah kematian per 1.000 penduduk tiap
tahunnya.
Satu hal lagi yang menambah
kompleksitas masalah kependudukan di NSB adalah proporsi penduduk di bawah usia
15 tahun (usia non produktif) yang cukup tinggi.
4) Tingginya Tingkat Pengangguran
Apabila dibandingkan dengan negara-negara maju, pemanfaatan sumberdaya
manusia yang dilakukan oleh NSB maasih relatif rendah. Ada dua hal yang memicu
timbulnya fenomena tersebut, yaitu :
1. Adanya pengangguran terselubung (underemployment) artinya tenaga kerja
yang ada bekerja di bawah kapasitas optimalnya.
2. Adanya pengangguran terbuka (open
unemployment) artinya orang-orang yang mampu dan sangat ingin bekerja namun
tidak ada pekerjaan yang tersedia bagi mereka.
5) Ketergantungan Terhadap
Produksi Pertanian dan Ekspor Produk Primer
Sektor pertanian di NSB sebagian besar tenaga kerjanya, namun konstribusi
sektor tersebut terhadap GDP kecil. Ada dua kebijakan yang dapat dijalankan
NSB, yaitu :
1. Revitalisasi pertanian,
mengingat sektor pertanian merupakan basis perekonomian NSB.
2. Transformasi struktural yang
dinamis yaitu suatu proses transforasi yang tidak menyebabkan adanya
ketimpangan antarsektor.
6) Dominasi Negara Maju,
Ketergantungan terhadap Negara Maju, dan Vulnerabilitas dalam Hubungan-hubungan
Internasional
Faktor yang menyebabkan rendahnya standar hidup, tingginya pengangguran,
dan munculnya masalah ketidakmerataan pendapatan adalah karena tingginya
ketimpangan, baik dibidang ekonomi maupun politik antara negara-negara miskin
dan negara-negara kaya.
PEMBANGUNAN EKONOMI ATAU
PERTUMBUHAN EKONOMI
Pembangunan ekonomi dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang
menyebabkan kenaikan pendapatan riil perkapita penduduk suatu negara dalam
jangka panjang yang disertai oleh perbaikan sistem kelembagaan.
Pembangunan ekonomi mempunyai unsur-unsur pokok dan sifat sebagai berikut :
1. Suatu proses yang berarti perubahan yang terjadi secara kontinu.
2. Usaha untuk meningkatkan pendapatan per kapita.
3. Peningkatan pendapatan per
kapita itu harus terus berlangsung dalam jangka panjang.
4. Perbaikan sistem kelembagaan
disegala bidang (misalnya ekonomi, politik, hukum, sosial, dan budaya). Sistem
kelembagaan ini bisa ditinjau dari dua aspek perbaikan dibidang aturan main (rule
of the games), baik aturan formal maupun informal; dan organisasi (players)
yang mengimplementasikan aturan main tersebut.
TRANSFORMASI STRUKTURAL
Proses tranformasi struktural
sering disebut dengan istilah pola normal pembangunan. Menurut Chenery &
Syrquin (1975) proses transformasi dapat dikelompokkan menjadi empat proses, yaitu :
1. Proses Akumulasi
Ada tiga jenis modal yang dibutuhkan dalam
proses akumulasi, yakni :
a. Stok modal fisikal (capital stock)
b. Modal insani (humam capital)
c. Modal sosial (social capital)
Pengaruh modal sosial terhadap kinerja perekonomian dapat melalui
beberapa mekanisme, antara lain :
1. Tingkat kepercayaan (social network)
2. Jejaring sosial (social network)
3. Modal sosial yang efektif
dapat membantu terjadinya proses penyebaran informasi (information spillover)
4. Jejaring modal sosial mampu
menstimulasi anggotanya untuk dapat memecahkan masalah-masalah kolektif dengan
lebih mudah.
2. Proses alokasi
Ada dua asumsi yang mndasari argumen yang menghubungkan antara tingkat
produksi dengan permintaan domestik, yaitu :
a. Elastisitas harga permintaan
domestik pada kelompok-kelompok komoditas utama adalah relatif rendah, sehingga
pola konsumsinya lebih dipengaruhi oleh tingkat pendapatan.
b. Tingkat perdagangan
internasional (ekspor-inpor) tidak terlalu besar sehingga tidak mampu menutup
kesenjangan antara permintaan dan penawaran domestik pada komoditas-komoditas
utama.
3. Proses distribusi
Menurut Wie (1998), ada beberapa kebijakan pemerintah yang sejalan
dengan proses transisi struktural berlangsung, yaitu :
a. Adanya realokasi dana
investasi yang lebih menguntungkan golongan “marginal”
b. Industrialisasinya berdifat
padat karya dan lokasi industrinya tidak mendorong terjadinya urbanisasi
c. Adanya redistribusi aset-aset
produktif, misalnya melalui land-reform
d. Adanya redistribusi pendapatan, misalnya, melalui perangkat fiskal
e. Meningkatkan akses masyarakat
pada sarana pendidikan, karena kesenangan bidang pendidikan seringkali
berdampak pada kesenjangan pada bidang-bidang lainnya.
4. Proses demoragfis
Adanya urbanisasi secara langsung akan memperburuk kesenjangan struktural
antara desa desa dan kota antara lain :
a. Disisi penawaran, urbanisasi
akan meningkatkan jumlah pencari kerja diwilayah perkotaan melampaui daya
dukung perekonomian kota. Sementara persediaan tenaga kerja yang dibutuhkan
oleh sektor-sektor produktif di pedesaan semakin menurun.
b. Disisi permintaan, penciptaan
kesempatan kerja diperkotaan lebih sulit dari pada penciptaan lapangan kerja
dipedesaan, karena jenis pekerjaan di sektor-sektor modern di perkotaan lebih
membutuhkan input-input komplementer dibandingkan input tenaga
kerja (Todaro $ Smith, 2003)
PENDAPATAN NASIONAL
Metode Perhitungan Pendapatan
Nasional
Pendapatan nasional merupakan
nilai keseluruhan barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu perekonomian
(negara) dalam satu periode tertentu. Perhitungan pendapatan nasional dapat
dilakukan dengan tiga metode, yaitu Metode Produksi (nilai
tambahan), Metode Pendapatan dan Metode Pengeluaran
Untuk memudahkan perhitungan,
maka para pelaku ekonomi dalam suatu negara dikelompokkan sebagai berikut ;
a. Kelompok Rumah Tangga
Perorangan
b. Kelompok Perusahaan
c. Pemerintah
d. Sektor Luar Negri
Laju Pertumbuhan Pendapatan
Nasional
Dengan mengajukan acuan angka
IHK, pendapatan nasional riil dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
Dimana Yrt adalah
pendapatan nasional riil pada tahun t, Ybt adalah pendapatan
nasional menurut harga yang berlaku pada tahun t, IHKt adalah
pada tahun t.
Laju pertumbuhan ekonomi pada
suatu tahun tertentu dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Dimana Gt adalah
tingkat pertumbuhan ekonomi yang dinyatakan dalam persen, Yrt adalah
pendapatan nasional riil pada tahun t, dan , dan Yrt-1 adalah
pendapatan nasional riil pada tahun t-1.
BAB 2
INDIKATOR PEMBANGUNAN
Pembangunan ekonomi seringkali
didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan pendapata riil per kapita dalam
jangka panjang yang dissertai oleh perbaikan sistem kelembagaan. Jadi, proses
kenaikan pendapatan per kapita secara terus menerus dalam jangka panjang saja
tidak cukup bagi kita untuk mengatakan telah terjadi pembangunan ekonomi,
tetapi perbaikan struktur sosial, sistem kelembagaan (baik organisasi maupun
aturan main), dan perubahan sikap dan perilaku masyarakat juga merupakan
komponen penting dari pembangunan ekonomi.
INDIKATOR MONETER
1. Pendapatan per kapita
Pendapatan per kapita adalah indikator moneter atas setiap kegiatan ekonomi
penduduk suatu negara.
Kelebihan utama dari pendekatan ini adalah karena difokuskan pada raison
d’etre dari pembangunan yaitu meningkatnya standar dan kualitas hidup
masyarakat serta berkurangnya angka kemiskinan.
Kelemahan Umum Pendekatan Pendapatan per Kapita
Salah satu kelemahan dari
pendapatan per kapita sebagai sebuah indikator pembangunan terletak pada
ketidakmampuannya untuk menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat secara
utuh.
Faktor-faktor non-ekonomi
seperti adat istiadat, keadaan iklim dan alam sekitar, serta ada atau tidaknya
kebebasan dalam megeluarkan pendapat dan bertindak – merupakan faktor-faktor
yang juga dapat menyebabkan adanya perbedaan tingkat kesejahteraan dinegara-negara
yang mempunyai tingkat pendapatan per kapita yang relatif sama.
Kelemahan Metodologis Pendekatan Pendapatan per
Kapita
Ada beberapa hal yang dapat
menyebabkan tingkat kesejahteraan masyarakat berbeda, meskipun tingkat
pendapatan per kapitanya relatif sama :
a. Pola pengeluaran masyarakat
b. Perbedaan iklim
c. Struktur produksi nasional
2. Indikator Kesejahteraan Ekonomi Bersih
Penyempurnaan metode
perhitungan GNP dilakukan dengan dua cara yaitu :
a. Koreksi Positif
Adalah berkaitan dengan sektor ekonomi informal. Perekonomian NSB ditandai
besarnya peranan sektor ekonomi informal yang tumbuh pesat. Sektor ekonomi informal dibedakan menjadi
dua, yaitu :
1. Kegiatan ekonomi yang ilegal
atau melawan hukum, misalnya, perdagangan narkotika dan obat-obatan terlarang.
2. Kegiatan ekonomi yang legal
tetapi tidak tercata sehingga terhindar dari pajak, misalnya, pendapatan dari
tukang batu yang memperbaiki rumah kita.
b. Koreksi Negatif
Berkaitan dengan kerusakan lingkungan (eksternalitas negatif) yang
ditimbulkan oleh kegiatan-kegiatan disektor produktif. Koreksi negatif
mempertimbangkan biaya-biaya sosial (social costs) yang ditimbulkan oleh
kegiatan-kegiatan ekonomi.
INDIKATOR NON-MONETER
1. Indikator Sosial
Menurut metode ini, tingkat kesejahteraan dari setiap negara ditentukan
oleh beberapa indikator berdasarkan pada tingkat konsumsi atau jumlah
persediaan beberapa jenis barang tertentu yag datanya dapat dengan mudah
diperoleh di NSB. Data tersebut adalah :
a. Jumlah konsumsi baja dalam satu tahun (kg)
b. Jumlah konsumsi semen dalam satu tahun dikalikan 10 (ton)
c. Jumlah surat dalam negeri dalam satu tahun
d. Jumlah persediaan pesawat radio dikalikan 10
e. Jumlah persediaan telepon dikalikan 10
f. Jumlah persediaan berbagai jenis barang
g. Jumlah konsumsi daging dalam satu tahun (kg)
2. Indeks Kualitas Hidup
Angka Ideks Kualitas Hidup
(IKH) dapat diperoleh dengan rumus :
Dimana IHH adalah indeks harapan hidup, IKB adalah tingkat kematian bayi
per 1.000 kelahiran, dan IMH adalah indeks melek huruf.
·
Indeks Harapan Hidup
·
Indeks Kematian Bayi
·
Indeks Melek Huruf
INDIKATOR CAMPURAN
1. Indikator Susenas Inti
Indikator susenas inti
meliputi aspek-aspek sebagai berikut :
a. Pendidikan
b. Kesehatan
c. Perumahan
d. Angkatan Kerja
e. Keluarga Berencana dan Fertilitas
f. Ekonomi
g. Kriminalitas
h. Perjalanan Wisata
i. Akses kemedia massa
2. Indeks Pembangunan Manusia
Berdasarkan indeks IPM-nya, negara-negara didunia ini dikelompokkan menjadi
tiga, yaitu :
a. Kelompok negara dengan tingkat pembangunan manusia yang rendah (low
humam development)
b. Kelompok negara dengan tingkat pembangunan manusia menengah (medium
humam development)
c. Kelompok negara dengan tingkat pembangunan manusia yang tinggi (high
humam developmant)
BAB 3
TEORI PERTUMBUHAN DAN
PEMBANGUNAN EKONOMI
PENGELOMPOKKAN TEORI
Delman (1961) mengidentifikasi
ada tiga faktor utama mendorong teori dan paradigma pembanguna ekonomi dari
masa ke masa. Yaitu :
a. Adanyan perubahan ideologi
b. Adanya revolusi dan inovasi teknologi
c. Adanya perubahan lingkungan internasional
Gejala integrasi ekonomi yang
lazim disebut perekonomian tanpa batas (borderless economy) ditandai oleh
:
a. Liberalisasi ekonomi dan intensifikasi perdagangan bebas antarnegara
b. Meluasnya wilayah operasi perusahaan-perusahaan multinasional, dan
c. Pesatnya perkembangan bisnis keuangan internasional
MAZHAB HISTORISMUS
Prinsip dan Ajaran Mazhab Historismus
Ada empat prinsip utama dan
ajaran dari mazhab historismus, yaitu :
1. Menekankan pendapatan yang bersifat evolusioner
2. Menekankan pentingnya peranan pemerintah
3. Menggunakan pendekatan induktif
4. Memberikan dukugan berupa pandangan-pandangan yang bersifat konservatif
1. Friedrich List
Pokok Pikiran List
Menurut List ada lima tahap perkembangan ekonomi didasarkan pada cara
produksi suatu masyarakat yaitu :
a. Tahap berburu atau barbarian
b. Tahap berternak atau pastoral
c. Tahap agraris
d. Kombinasi antara tahap bertani
dan industri manufaktur dan perdagangan dalam kesederhanaan
e. Kombinasi antara tahap bertani
dan industri manufaktur dan perdagangan dalam bentuk maju
2. Bruno Hilderbrand
Menurut hilderbrand, perkembangan ekonomi dapat dibagi kedalam tiga tahap
yakni :
a. Perekonomian barter
b. Perekonomian uang
c. Perekonomian kredit
3. Karl Bucher
Menurut bucher, perkembangan
ekonomi melalui tiga tahap, yaitu :
a. Perekonomian subsisten, dimana produksi untuk keperluan sendiri
b. Perekonomian kota, dimana perdagangan sudah meluas
c. Perekonomian nasional, dimana
peran pedagang menjadi semakin penting
4. Walt Whitman Rostow
Pokok pikiran Rostow, menurut rostow (1959) proses pembangunan ekonomi
dapat dibedakan kedalam lima tahap, yaitu :
a. Tahap Masyarakat tradisional
b. Tahap prasyarat lepas landas
c. Tahap lepas landas
d. Tahap menuju kedewasaan
e. Tahap konsumsi tinggi
Kritik terhadap teori rostow
Adanya ketidaksesuaian antara
fakta pada beberapa negara yang dianggap rostow telah berada pada tahap lepas
landas dengan gambaran yang diberikan rostow dalam analisisnya.
MAZHAB KLASIK
Diantara para ekonom klasik,
Adam Smith dan David Ricardo meletakkan landasan bagi perkembagan pemikiran
ekonomi selanjutnya. Beberapa tokoh aliran klasik lainnya Jean Baptist Say,
Jeremy Bentham, John Stuart Mill dan Thomas Robert Malthus. Seringkali terjadi
silang pendapat mengenai satu pokok permasalahan namun pada dasarnya mempunyai
beberapa persepsi yang sama mengenai tatanan ekonomi masyarakat, yaitu :
1. Kebijakan pasar bebas
2. Kegiatan ekonomi yang
dilakukan atas dasar mekanisme pasar akan jauh lebih bermanfaat bagi masyarakat
secara keseluruhan daripada jika ada campur tangan pemerintah didalamnya
3. Nilai dan harga barang,
tingkat upah, tingkat sewa tanah dan tingkat laba ditentukan oleh mekanisme
tarik menarik antara permintaan dan penawaran dipasar
Menurut pandangan klasik, ada tiga syarat mutlak
yang diprlukan guna mencapai keserasian dalam kehidupan ekonomi dan
kesejahteraan umu yaitu spesialisasi,
efisinsi, dan pasar bebas.
1. Adam Smith
Menurut pandangan Smith, pengembangan hak milik,
spesialisasi dan pembagian kerja merupakan faktor-faktor yang terjalin dalam
proses pertumbuhan ekonomi secara historis. Smith membagi sejarah peradaban
manusia kedalam empat tahap yaitu :
a. Tahap beburu (hunting)
b. Tahap beternak (pastoral)
c. Tahap pertanian (agricultural)
d. Tahap perdagangan (commerce)
Agar
inti dari proses pertumbuhan ekonomi menurut Smith ini mudah dipahami. Kita
bedaka mnjadi dua aspek utama dalam pertumbuhan ekonomi, yaitu :
a. Pertumbuhan Output Total
Menurut Smith, unsur pokok dari sistem produksi
suatu negara ada tiga yaitu:
a. Sumber daya alam yang tersedia
b. Sumber daya manusia
c. Akumulasi modal yang dimiliki
Selain
itu ada dua faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan output disamping
akumulasi modal yaitu :
a. Makin meluasnya pasar
b. Adanya tingkat keuntungan diatas tingkat
keuntungan minimal
b. Pertumbuhan Penduduk
Menurut Smith, pertumbuhan penduduk dinilai mampu mendorong pertumbuhan
ekonomi bertambahnya penduduk akan meluas pasar. Dan meluasnya pasar akan
memperolh tingkat spesialisasi dalam perekonomian.
Kritik terhadap Teori Adam Smith
1. Adanya pembagian kelas dalam masyarakat
2. Alasan menabung
3. Asumsi persaingan sempurna
4. Pengabaian peranan entrepreneur
5. Asumsi stasioner
2. David Ricardo (1772-1823)
Ricardo adalah seorang praktisi yang berasal dari keluarga pedagang menengah dan
tidak pernah – seperti yang telah disinggung dimuka menuntu pendidikan formal
di lembaga pendidikan tinggi.
Dalam menganalisis masalah-masalah ekonomi ada dua perbedaan antara
pemikiran Ricardo dengan Smith, yaitu :
a. Smith menggunakan pendekatan
yang bersifat empiris-induktif. Analisisnya didasarkan atas pengalman empiris
dan kemudian kesimpulan yang diperoleh disusun dalam suatu pola kerangka
pemikiran yang sistematis. Sedangkan Ricardo dapat dikatakan sebagai ekonom
pertama yang meletakkan pondasi untuk pendekatan yang bersifat
teoritis-deduktif.
b. Smith memandang masa depan
perkembangan masyarakat dengan nada optimis, sedangkan Ricardo memberikan
isyarat tentang masa depan yang suram.
Dalam bukunya Principles of
Political Economy and taxation (1817), Ricardo megungkapkan beberapa teori,
yaitu :
a. Teori tentang nilai dan harga barang
b. Teori tentang distribusi
endapatan atas faktor-faktor produksi yang di uraikan dalam teori upah, teori
sewa tanah, teori bunga dan teori laba
c. Teori tentang perdagangan internasional
d. Teori tentang akumulasi dan pertumbuhan ekonomi
Proses Pertumbuhan
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam teori ini
adalah :
1. Jumlah tanah terbatas
2. Tenaga kerja (penduduk) ajkan meningkat atau menurun tergantung pada tingkt
upah nominal
3. Akumulasi modal terjadi jika
tingkat keuntungan yang diperoleh oleh para pemilik modal berada diatas tingkat
keuntungan minimal
4. Kemajuan sektor teknologi terjadi sepanjang waktu
5. Sektor pertanian sangat dominan
Kritik terhadap teori Ricardo
1. Pengabaian pengaruh kemajuan teknologi
2. Pengertian yang salah tentang keadaan stasioner
3. Pegabaian faktor-faktor kelembagaan
4. Teori Ricardo bukan teori pertumbuhan
5. Pengabaian suku bunga
MAZHAB KEYNESIAN (Harrod-Domar)
Teori Harrod-Domar mempunyai beberapa asumsi
yaitu :
a. Perekonomian berada dalam
pengerjaan penuh (full employment) dan faktor-faktor produksi yang ada
juga dimanfaatkan secara penuh (full utilization)
b. Perekonomian terdiri dari dua
sektor, yaitu sektor rumah tangga dan sektor perusahaan
c. Besarnya tabungan masyarakat
proporsional dengan besarnya pendapatan nasional
d. Kecenderungan menabung (marginal
propensity to save = MPS) besarnya tetap, demikian juga rasio antara modal-output
(capital-output ratio = COR) dan ratio pertumbuhan modal-output (incremental
capital-output ratio = ICOR).
Kritik terhadap teori Harrod-Domar
Ada beberapa kelemahan yang patut untuk
dikemukakan, yaitu :
a. MPS dan ICOR tidak konstan
b. Proporsi penggunaan tenaga kerja dan modal tidak tetap
c. Harga tidak akan tetap konstan
d. Suku bungan berubah
TEORI PERTUMBUHAN NEOKLASIK (Solow-Swan)
Menurut teori Solow-Swan,
pertumbuhan ekonomi tergantung pada ketersediaan faktor-faktor produksi
(penduduk, tenaga kerja, dan akumulasi modal) dan tingkat kemajuan teknologi (technological
progress).
TEORI PERTUMBUHAN ENDOGEN
Teori ini dengan jelas
menggambarkan tentang bagaimana akumulasi modal tidak mengalami diminishing
returns, namun justru akan mengalami increasing returns dengan
adanya spesialisasi dan investasi dibidang SDM dan ilmu pengetahuan. Menurut
Romer (1994), teori pertumbuhan endogn mempunyai tiga elemen dasar, yaitu :
1. Adanya perubahan teknologi
yang bersifat endogen melalui sebuah proses akumulasi ilmu pngetahuan
2. Adanya penciptaan ide-ide baru
oleh perusahaan sebgai akibat dari mekanisme luberan pengetahuan (knowledge
spillover)
3. Produksi barang-barang
konsumsi yang dihasilkan oleh faktor produksi ilmu pengetahuan akan tumbuh
tanpa batas
Kritik terhadap teori pertumbuhan endogen
Salah satu kelemahannya adalah
masih menggunakan beberapa asumsi teori klasik yang terbukti tidak cocok untuk
diterapkan di NSB. Contoh, teori ini mengasumsikan hanya ada satu sektor
produksi, atau dengan kata lain semua sektor dianggap simetris.
TEORI SCHUMPETER
Menurut Schumpeter, inovasi mempunyai tiga
pengaruh, yaitu :
1. Diperkenalkannya “teknologi” baru
2. Menimbulkan keuntungan lebih (keuntungan
monopolistis) yang merupakan sumber dana penting bagi akumulasi modal
3. Inovasi akan selalu diikuti
oleh timbulnya proses peniruan (imitasi) yaitu adanya pengusaha-pengusaha lain
yang meniru teknologi baru tersebut.
Faktor-faktor Penunjang Inovasi
Menurut Schumpeter, ada lima
kegiatan yang akan dikelompokkan sebagai inovasi, yaitu :
a. Diperkenalkannya produk baru yang sebelumnya tidak ada
b. Diperkenalkannya cara berproduksi baru
c. Pembukaan daerah pasar-pasar baru
d. Penemuan sumber-sumber bahan mentah baru
e. Perubahan organisasi industri sehingga tercipta fisiensi dalam industri
Runtuhnya Kapitalisme
Schumpeter mengemukakan tiga pendapat
utama. Yaitu :
1. Sistem kapitalis merupakan
sistem yang paling cocok bagi timbulnya inovasi, pembangunan ekonomi, dan
pertumbuhan ekonomi.
2. Dalam jangka panjang sistem
kapitalis akan mampu meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat sekalgius
distribusi pendapatannya juga akan lebih merata.
3. Dalam jangka panjang sistem
kapitalis akan “runtuh” karena adannya transformasi gradual didalam sistem
tersebut menuju kearah sistm yang lebih bersifat sosialistis.
TEORI KETERGANTUNGAN
Theotonio Dos Santos (1970),
seorang pakar teori ketergantungan lainnya, mengklasifikasikan ketergantungan
kedalam tiga jenis yaitu :
1. Ketergantungan kolonial (colonial dependence)
2. Ketergantungan industri keuangan (industrial-finncial dependence)
3. Ketergantungan teknologi industri (industrial financial dependence)
Kritik terhadap teori ketergantungan
Teori ini mempunyai dua kelemahan dasar, yaitu :
1. Teori ini tidak mampu
memberikan solusi bagaimana cara negara-negara tersebut dapat terlepas dari
jerat keterbelakangan yang selama ini mengekang mereka
2. Teori ini mengabaikan faktor-faktor
internal (seperti struktur ekonomi, sosial-budaya, serta pola prilaku
masyarakat).
BAB 4
STRATEGI PERTUMBUHAN DAN
PEMBANGUNAN EKONOMI
LINGKARAN KEMISKINAN
Didefinisikan sebagai suatu
rangkaian kekuatan yang saling mempengaruhi satu sama lain sehingga menimbulkan
suatu kondisi dimana sebuah negara akan tetap miskin dan akan mengalami banyak
kesulitan untuk mencapai tingkat pembangunan yang lebih tinggi.
Kritik terhadap konsep lingkaran kemiskinan
Menurut Bauer, konsep
lingkaran kemiskinan yang menganggap bahwa NSB terjerat dalam suatu lingkaran
kemiskinan dan stagnasi yang tidak berkesudahan itu tidak benar. Menurut Bauer
beberapa variabel yang dipandang sebagai faktor penghambat pembangunan
ternayata “kurang penting” perannya dala menentukan laju pembangunan, dan
interaksi diantara mereka tidaklah sama.
TEORI KAUSASI KUMULATIF
Menurut Myrdal, ada tiga
faktor yang menyebabkan munculnya backwash effects (penghambat
pembangunan), yaitu :
1. Pola perpindahan penduduk
(migrasi) dari negara miskin kenegara yang lebih maju.
2. Pola aliran modal yang
terjadi.
3. Jaringan transportasi yang
lebih baik dinegara-negara yang lebih maju.
Kritik terhadap
prosses kausasi kumulatif
Untuk kasus beberapa negara
arus migrasi kenegara lain ternyata malah memberikan beberapa
keuntungan-keuntungan ekonomis, yaitu :
a. Dapat mengurangi pengangguran dinegara mereka
b. Adanya tambahan devisa yang
didapatkan dri tenaga kerja yang bekerja diluar negri.
TEORI PERANGKAP KESEIMBANGAN TINGKAT RENDAH
Nelson mengatakan bahwa ada
empat kondisi sosial dan teknologis yang menyebabkan munculnya perangkap
keseimbangan tingkat rendah di NSB yaitu :
1. Adanya korelasi yang tinggi
antara tingkat pendapatan per kapita dan laju pertumbuhan penduduk.
2. Rendahnya kecenderungan untuk
menggunakan tambahan pendapatan pr kapitan untuk meningkatkan investasi per
kapita.
3. Terbatasnya lahan produktif untuk kegiatan pertanian.
4. Metode produksi yang tidak
efisien, atau dengan kata lain teknologi prodksinya masih rendah.
STRATEGI UPAYA MINIMUM KRITIS
Menurut Leibenstein, setiap
perekonomian akan tunduk pada setiap “hambatan” dan “rangsangan” yang terjadi.
“hanbatan” akan menurunkan pendapatan per kapita dri tingkat sebelumnya dan
“rangsangan” cenderung akan meningkatkan pendapatan perkapita.
Rangsangan Pertumbuhan
Leibenstein membedakan
rangsangan pertumbuhan kedalam dua jenis, yaitu :
1. Rangsangan zero-sum
yang tidak meningkatkan pendapatan nasional tetapi hanya bersifat upaya
distributif.
2. Rangsangan positive-sum yang bearti terdapat upaya pengembangan
pendapatan nasional.
Untuk mengatasi semua kendala
yang mengakibatkan suatu perekonomian senantiasa berada dalam keadaan
ketebelakangan. Maka dilakukan upaya minimum kritis yang cukup besar guna
mendorong laju pertumbuhan ekonomi. Sebagai hasil dari upaya minimum kritis,
pendapatan per kapita akan mengalami kenaikan sehingga tingkat tabungan dan
investasi ikut terstimulasi. Perubahan tersebut akan membawa beberapa dampak
positif, yakni :
a. Ekspansi agen pertumbuhan
b. Meningkatkan sumbangan mereka
pada per unit modal begitu rasio modal output mengalami penurunan
c. Semakin berkjangnya kekuatan
dari faktor-faktor penghambat pertumbuhan
d. Penciptaan sebuah kondisi yang
mampu meningkatkan mobilitas ekonomi dan sosial
e. Peningkatan spesialisasi,
serta berkembangnya sektor sekunder dan tersier
f. Terciptanya iklim yang cocok
bagi “perubahan”, yang pada akhirnya “perubahan” tersebut dinilai akan mampu
mengurangi laju pertumbuhan penduduk.
Kritik terhadap strategi leibenstein
Strategi yang diajukan oleh
Leibenstein ini memiliki kelemahan, yakni :
1. Laju pertumbuhan penduduk
berkaitan dengan tingkat kematian
2. Penurunan tingkat kelahiran
bukan disebabkan oleh kenaikan pendapatan per kapita
3. Mengabaikan peranan pemerintah
dalam menekan tingkat kelahiran
4. Tingkat pertumbuhan yang lebih
besar dri 3% tidak akan mendorong negara tersebut mencapai tahap lepas landas
5. Mengabaikan unsur waktu
6. Adanya hubungan yang kompleks antara
pendapatan per kapita dan laju pertumbuhan
7. Hanya dapat diterapkan pada
perekonomian tertutup
STRATEGI PEMBANGUNAN SEIMBANG
Menurut Rosentein-Rodan Ada tiga jenis syarat mutlak minimal dan eksternalitas ekonomi, yaitu: dalam fungsi produksi, pada pemerintah, dan pada persediaan tabungan
Menurut Nurkse
Faktor yang dapat dijadikan acuan dalam menentukan luas pasar adalah tingkat
produktifitas.
Menurut Scitovsky
Ada dua konsep eksternalitas
ekonomi dan manfaat yang diperoleh suatu industri dari adanya dua macam
eksternalitas ekonomi yaitu ekternalitas yng terdapat pada teori keseimbangan
dan teori pembangunan
Menurut Lewis
Ada tiga macam implikasi yang akan timbul, yaitu
:
1. Terdapat surplus disektor
pertanian yang dapat dijual di sektor non pertanian
2. Produksi tidak bertambah
bearti tenaga-tenaga kerja yang digunakan bertambah sedikit dan jumlah
pengangguran bertambah tinggi
3. Kombinasi dari kedua kondisi
tersebut
Kritik terhadap strategi pertumbuhan seimbang
1. Peningkatan biaya
2. Tidak menaruh perhatian pada penurunan biaya
3. Adanya kecenderungan hubungan
yang bersifat substitusif antar industri
4. Gagal sebagai teori pembangunan
5. Diluar kemampuan NSB
6. Kelangkaan sumber daya di NSB
7. Adanya disproporsi pada faktor produksi di NSB
8. Investasi secara besar-besaran bukanlah sebuah solusi
9. Tidak mempertimbangkan faktor perencanaan
10. Menimbulkan eksternalitas
negatif
STRATEGI PEMBANGUNAN TAK SEIMBANG
Pembangunan tak seimbang
adalah pola pembangunan yang lebih bertujuan untuk mempercepat proses
pembangunan di NSB.
Kritik terhadap strategi pembangunan tidak
seimbang
1. Kurangnya perhatian pada
komposisi, arah dan waktu pertumbuhan tidak seimbang
2. Mengabaikan kemungkinan timbulnya konflik internal
3. Kurangnya sumber daya yang dimiliki oleh NSB
4. Rendahnya mobilitas sumber daya di NSB
5. Adanya ancaman inflasi
6. Terlalu banyak penekanan pada investasi
BAB 5
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
EKONOMI
Perkembangan
perhatian terhadap perencanaan pembangunan meningkat pesat. Karena disebabkan
oleh :
1. Adanya hasrat dan ambisi dari
NSB untuk segera membangun ekonomi negaranya
2. Adanya perkembangan perencanaan
ekonomi dinegara-negara sosialis pad pasca perang dunia II
3. Adanya pengalaman perencanaan
di Eropa dan Amerika serikat selama perang dunia II berlangsung
PENGERTIAN, UNSUR, DAN FUNGSI PERENCANAAN
Ada empat elemen dasar dari suatu perencanaan,
yaitu :
1. Merencanakan berarti memilih
2. Perencanaan merupakan alat pengalokasian sumber daya
3. Perencanaan merupakan sebuah alat untuk mencapai tujuan
4. Perencanaan untuk masa depan
Perencanaan juga mempunyai beberapa fungsi,
yakni :
1. Menciptakan suatu mekanisme
pengarahan kegiatan dan pedoman bagi pelaksana kegiatan-kegiatan yang diarahkan
untuk pencapaian tujuan pembangunan
2. Memungkinkan untuk melakukan
perkiraan tentang potensi, prosfek pertumbuhan, hambtan serta resiko yang mungkin
akan dihadapi dimasa datang
3. Memberikan suatu peluang untuk
dapat melaksanakan pilihan yang terbaik
4. Menuntut untuk melakukan
penyusunan skala prioritas berdasarkan arti pentingnya tujuan
5. Sebagai alat untuk mengukur
atau standar yang digunakan untuk mengadakan pengawasan maupun evaluasi
PERLUNYA PERENCANAAN DI NEGARA SEDANG
BEERKEMBANG
Ada dua metode yang digunakan
untuk memotong lingkaran setan kemiskinan, yaitu :
1. Melakukan pebangunan yang terencana yaitu dengan jalan mencari modal dari luar
negri atau seringkali di sebut dengan istilah industrialisasi
2. Menghimpun tabungan wajib
dalam negri, atau seringkali disebut dengan istilah industrialisasi dengan
kemampuan sendiri
SIFAT DAN PERANAN PERENCANAAN EKONOMI
Suatu usaha yang sistematik
dari berbgai pelaku (sektor), pemerintah (publik), swasta maupun kelompok
masyarakat lainnya pada tingkatan berbeda mencitakan suatu pola saling
keergantungan dan berkaitan antara aspek-aspek fisik, sosial-ekonomi, dan
aspk-aspek lainnya dengan cara :
a. Secara kontinu menganalisis
kondisi dan pelaksananaan pembangunan daerah
b. Merumuskan tujuan-tujuan dan
kebijakan-kebijakan pembangunan daerah
c. Menyusun konsep strategi bagi pemecahan masalah
d. Melaksanakannya dengan
menggunakan segenap sumber daya yang tersedia
Syarat-syarat keberhasilan suatu perencanaan
1. Badan perencanaan
2. Data statistik
3. Tujuan
4. Penetapan sasaran dan prioritas
5. Mobilisasi sumber daya
6. Keseimbangan dalam perencanaan
Ada ketidakseimbangan di
sektor keuangan akan mengakibatkan munculnya ketidakseimbangan pada sisi
penawaran dan sisi permintaan atas barang-barang fisik, sehingga akan
menyebabkan tekanan inflasioner dan kesulitan neraca pembayaran selama periode
perencanaan berlangsung.
1. Sistem administrasi yang efisien
2. Tanpa adanya serangkaian
peralatan administrasi tersebut, perencanaan pembangunan tidak akan berhasil di
NSB
3. Kebijakan pembangunan yang
tepat
4. Administrasi yang ekonomis
5. Pondasi pendidikan
6. Teori konsumsi
7. Dukungan masyarakat
Proses perencanaan ekonomi
Proses perencanaan ekonomi
dapat dibedakan menjadi empat tahap :
1. Para pemimpin politik harus
menetapkan prioritas tujuan untuk mengarahkan para perencana jika terjadi beberapa
konflik tujuan
2. Mengukur ketersediaan sumber
daya terbatas selama periode perencanaan
3. Semua usaha ekonomi ditujukan
untuk memilih berbagai cara yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan nasional
4. Merupakan sebuah proses
pemilihan kegiatan yang layak dilakukan dan penting agar dapat mencapai tujuan
nasional
PERENCANAAN DAN SITEM EKONOMI
1. Perencanaan dalam perekonomian kapitalis
2. Perencanaan dalam perekonomian sosialis
3. Perencanaan dalam perekonomian campuran
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI INDONESIA
1. Masa orde lama dan orde baru
Beberapa usaha pada masa orde
lama :
a. Tahun 1974, plan produksi tiga tahun RI
b. Tahun 1952, bersifat menyeuruh
meskipun pada intinya sasarannya masih berkisar pada sektor publik
c. Tahun 1956, rencana pembangunan lima tahun
d. Tahun 1961, rencana
pembangunan nasional semesta, memiliki jangka waktu 8 tahun dan terdiri dari
rencana tahap tiga tahun dan rencana tahap lima tahun
Usaha pada masa orde baru :
a. Jangka panjang
b. Jangka pendek
2. Sistem perencanaan pembangunan nasional
Menurut undang undang, tujuan
sistem perencanaan adalah :
a. Mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan
b. Menjamin terciptanya
integrasi, sinkronisasi dan sinergi baik antar daerah, antar ruang, antar
waktu, antar fungsi pemerintahan maupun antar pusat dan daerah
c. Menjamin keterkaitan dan
konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan
d. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat, dan
e. Menjamin tercapainya
penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan
Sistem perencanaan pembangunan nasional dalam
undang-undang menggunakan lima pendekatan, yakni :
1. Politik
2. Teknokratik
3. Partisifatif
4. Atas-bawah (top-down)
5. Bawah-atas (botton-top)
BAB 6
TABUNGAN DALAM NEGERI
FAKTOR PENENTU TABUNGAN SWASTA
Perilaku Tabungan Rumah tangga
Semua teori perilaku tabungan
rumah tangga berusaha untuk menjelaskan tiga pola berikut ini :
1. Dalam suatu negara, pada suatu
waktu tertentu, bagian pendapatan yang ditabung oleh rumah tangga yang
berpendapatan lebih tinggi cenderung lebih besar daripada rumah tangga yang
berpendapatan lebih rendah
2. Dalam suatu negara, rasio
tabungan rumah tangga cenderung konstan sepanjang waktu
3. Rasio tjabungan rumah tangga bervariasi antarnegara tanpa menunjukkan
adanya hubungan yang jelas dengan pendapatan
Ada empat alternatif perilaku tabungan rumah
tangga, yaitu :
1. Hipotesis pendapatan absolut (Keynes)
2. Hipotesis pendapatan relatif (Duesenberry)
3. Hipotesis pendapatan permanen (Friedman)
4. Hipotesis tabungan kelas (Kaldor)
BAB 7
SUMBER DANA DARI LUAR NEGERI
LEMBAGA-LEMBAGA BANTUAN INTERNASIONAL
1. The Asian Development Bank
(ADB)
fungsi dan Tujuan ADB :
a. Menyokong investasi modal pemerintah maupun
swasta dikawasan asia untuk tujuan-tujuan pembangunan
b. Memanfaatkan berbagai sumber dana yang tersedia
untuk membiayai pembangunan
c. Memenuhi permintajan negara-negara anggota untuk
membantu mereka dalam mengkoordinasikan kebijakan-kebijakan dan rencana
pembangunan mereka
d. Memberikan bantuan teknis (technical
assistantce) untuk menyiapkan, membiayai dan melaksanakan berbagai program
dan proyek pembangunan
e. Bekerja sama dengan PBB dan badajn-badan
organisasi dibaawah PBB
f. Melaksanakan berbagai kegiatan dan memberikan
berbagai jasa-jasa lainnya sesuai dengan tujuan ADB
Kegiatan-kegiatan ADB :
a. Memberikan fasilitas pinjaman
b. Menyalurkan dana ADB
Terbagi dua yakni
pemberian fasilitas pinjaman yang umum dilaksanakan dan pemberian fasilitas
khusus.
c. Macam macam pembiayaan
Dengan
cara :
·
Memberikan
pinjaman sebagian dalam mata uang lokal dan sebagian lagi dalam mata uang asing
agar kebutuhan biaya-biaya dapat terpenuhi
·
Memberikan
fasilitas untuk mmbiayai pengeluaran lokal.
2. Bank Dunia (The World Bank)
Ada dua jenis lembaga keuangan
internasional, yaitu :
a. IMF (International Monetary Fund)
b. IBRD (International Bank For
Reconstruction and Development) lebih di kenal dengan World Bank
MANFAAT INVESTASI ASING
Perluasan Kesempatan Kerja, Alih Tekologi
KEBIJAKAN-KEBIJAKAN NSB TRHADAP INVESTASI ASING
Restrikasi, Insentif pajak, Manfaat memperoleh devisa
PINJAMAN KOMERSIAL
Sumber pinjaman luar negeri bagi pembangunan di
Indonesia
1. The Inter-Governmental Group on Indonesia (IGGI)
2. Consultative Group on Indonesia (CGI)
Pinjamm yang terdiri dari pinjaman bilateral (hibah dan pinjaman lunak) dan
pinjaman multilateral
3. Pinjaman di Luar IGGI dan CGI
SEKILAS TENTANG UTANG LUAR NEGERI INDONESIA
Terdapat sejumlah masalah
sehingga utang luar negeri pemerintah tidak lagi memainkan pearanan sebagaimana
mestinya, karena :
1. Adanya transfer negatif
2. Tingginya rasio pembayaran utang terhadap belanja negara
3. Tingginya biaya-biaya atas utang
4. Alokasi atas dana yang didapat
dari utang luar negeri seringkali kurang efektif
BAB 8
TRANSNATIONAL CORPORATION
(TNC)
ASAL MULA PERTUMBUHAN TNC
Pertamakali TNC masuk NSB
adalah TNC yang bergerak disektor primer. Meskipun sebelumnya sudah ad
investasi asing dalam kegiatan produksi bahan baku di NSB, munculnya TNC modern
dengan kegiatan besar di NSB di mulai sejak peralihan abad ke-19. Dimulai
dengan investasi minyak dan mineral di Mexico serta pertambangan tembaga di
Chili, Peru dan Kongo.
PERANAN TNC DALAM PEREKONOMIAN DUNIA
Ada dua cara yang dapat
digunakan dalam memahami tentang makna dari TNC dalam perekonomian dunia, yaitu
:
1. Secara kuantitatif
Yaitu dengan menyoroti ukuran besarnya perusahaan-perusahaan tersebut dan
pengaruh mereka terhadap produksi di dunia, investasi asing, penciptaan
teknologi, keuangan dan perdagangan
2. Secara kualitatif
Yaitu dengan melihat pertumbuhan TNC sebagai suatu proses yang berkaitan
dengan sistem kapitalis
PERSPEKTIF TEORITIS TENTANG TNC
Kelompok Pro TNC
1. Kaum neo klasik
2. Kaum neo fundamentalis
Kelompok Anti TNC
1. Kaum Global Reach
2. Kaum Neo Imperialis
TNC DAN ALIH TEKNOLOGI
1. Perkembangan teknologi
2. Teknologi tepat guna
3. Produk tepat guna
TNC DI NEGARA SEDANG BERKEMBANG
Fenomena yang banyak
diperbincangkan adalah munculnya TNC dari NSB. Hal tersebut dianggap sebagai
“kepanjangan tangan” bagi AS atau negara-negara kapitalis maju lainnya.
BAB 9
PERTUMBUHAN EKONOMI,
DISTRIBUSI PENDAPATAN
DAN KEMISKINAN
PERTUMBUHAN EKONOMI
Ada empat faktor utama yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu masyarakat (negara) yaitu :
1. Akumulasi modal, termasuk semua
investasi baru yang berwujud tanah (lahan), peralatan fisik (mesin-mesin), dan
sumber daya manusia (huma resources)
2. Pertumbuhan penduduk
3. Kemajuan teknologi
4. Sumberdaya institusi (sistem kelembagaan)
Perdebatan masala pertumbuhan
Berdasarkan data empiris yang
ada, beberapa fakta unik tentang fenomena kemiskinan dan ketidakmerataan
didunia :
·
Menurut Ted Trainer (developed
to Death,1989) 2000 tahun yang lalu, perbandingan rata-rata pendapatan
masyarakat negara kaya dengan pendapatan masyarakat negara miskin hanya 1:5.
·
Business Week 1999, rata-rata penghasilan para eksekutif puncak diperusahaan mencapai
419 kali dari gaji buruh pabrik mereka
DISTRIBUSI PENDAPATAN
Adelman & Morris (1973)
menyatakan penyebab ketidakmerataan distribusi pendapatan di NSB, yaitu :
1. Pertambahan penduduk yang
tinggi akan memicu penurunan pendapatan per kapita
2. Inflasi dimana pendapatan atas
uang bertambah namun tidak di ikuti secara proporsional oleh pertambahan
produksi barag-barang
3. Ketidakmerataan pembangunan
antar daerah
4. Investasi yang sangat banyak
dalam proyek yang padat modal sehingga persentase penapatan dari tambahan modal
lebih besar dari pada persentase pendapatan kerja
5. Rendahnya mobilitas sosial
6. Pelaksanaan kebijakan industri
substitusi impor yang mengakibatkan kenaikan pada harga barang hasil industri
guna melindungi usaha golongan kapitalis
7. Memburuknya nilai tukar bagi
NSB dalam perdagangan dengan negara maju, sebagai akibat adanya ketidakelastisan
permintaan terhadap barang ekspor NSB
8. Hancurnya industri kerajjinan rakyat sseperti pertukangan, industri rumah
tangga, dan lain-lain
Indikator Distribusi Pendapatan
1. Kurva Lorenz
2. Hipotesis Kuznets
3. Indeks Williamson
Apsek Pokok dalam Distribusi Pendapatan
1. Distribusi harta (aset)
2. Strategi pembangunan
3. Kebijakan fiskal
MASALAH KEMISKINAN
Fernandez (2001) menambahkan
ciri-ciri masyarakat miskin ditinjau dari beberapa aspek, yaitu :
1. Aspek politik : tidak memiliki
akses ke proses pengambilan keputusan yang menyangkut hidup mereka
2. Aspek sosial : tersingkir dari
institusi utama masyarakat yang ada
3. Aspek ekonomi : rendahnya
kualitas SDM, termasuk kesehatan, pendidikan, keterampilan yang berdampak pada
rendahnya penghasilan dan rendahnya kepemilikan aset fisik, termasuk aset
lingkungan hidup seperti air bersih dan penerangan
4. Aspek bujdaya atau nilai : terperangkap dalam budaya rendahnya kualitas SDM
seperti rendahnya etos kerja, berpikir pendek dan mudah menyerah
Penyebab Kemiskinan
Kemiskinan dipanda sebagai
kondisi anggota masyarakat yang tidak atau belum turut serta dalam proses
perubahan, karena tidak mempunyai kemampuan, baik kemampuan dalam kepemilikan
faktor produksi maupun kualitas faktor produksi yang memadai, sehingga tidak
mendapatkan manfaat dari hasil proses pembangunan.
Macam Kemiskinan
1. Kemiskinan Absolut
Yaitu tingkat pendapatan minimum merupakan pembatas antara keadaan miskin
dan tidak miskin
2. Kemiskinan Relatif
Terjadi karena kemiskinan lebih banyak ditentukan oleh keadaan sekitarnya,
dari lingkungan orang yang bersangkutan
Indikator Kemiskinan
1. Tingkat konsumsi beras
2. Tingkat pendapatan
3. Indikator kesejateraan rakyat
4. Indeks kemiskinan manusia
Ada tiga pokok yang menentukan
tingkat kemiskinan :
·
Tingkat kehidupan
·
Tingkat pendidikan dasar
·
Tingkat kemampuan ekonomi
Strategi / Kebijakan pengentasan kemiskinan
1. Pembangunan sumber daya manusia
2. Pembangunan pertanian dan pedesaan
3. Peranan lembaga swadaya masyarakat (LSM)
BAB 10
MASALAH DUALISME
KONSEP DUALISME
Konsep dualisme mempunyai empat karakteristik
pokok, yaitu :
1. Dua keadaan yang berbeda di
mana satu keadaan bersifat superior dan keadaan lainnya bersifat inferior
yang hidup berdampingan pada ruang dan waktu yang sama
2. Kenyataan hidup berdampingan
dua keadaan yang berbeda tersebut bersifat kronis dan bukan tradisional
3. Derajat superioritas atau
inferioritas itu tidak menunjukkan kecenderungan yang menurun, bahkan terus
meningkat
4. Keterkaitan antara unsur
seperior dan unsur inferior tersebut menunjukkan bahwa keberadaan unsur
superior tersebut hanya berpengaruh kecil sekali atau bahkan tidak berpengaruh
sama sekali dalam mengangkat unsur inferior
Berdasarkan karakteristik
diatas, dualisme dapat di bedakan menjadi beberapa macam, yakni :
1. Dualisme sosial
2. Dualisme ekologi
3. Dualisme teknologi
4. Dualisme finansial
5. Dualisme regional
PENGARUH DUALISME TERHADAP PEMBANGUNAN
Dalam suatu masyarakat
tradisional pada umumnya pada sifat-sifat berikut :
1. Taraf pendidikan sebagian
besar masyarakatnya masih sangat rendah
2. Cara hidup dan pola pikir
masyarakatnya masih sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai agama, adat istiadat
yang telah dipraktikkan secara turun temurun, dan pandangan hidup mereka
bersifat menyerahkan diri (pasrah) kepada kekuasaan alam dan tuhan
3. Sisa-sisa feodalisme masih
sangat dirasakan dalam hubungan sosial di antara berbagai golongan masyarakat
BAB 11
MASALAH KEPENDUDUKAN DAN
KETENAGAKERJAAN
PERTUMBUHAN PENDUDUK
Pertumbuhan penduduk yang
sangat tinggi di NSB akan menimbulkan berbagai masalah dan hambatan bagi
upaya-upaya pembangunan yang dilakukan karena pertumbuhan penduduk yang tinggi
akan menyebabkan cepatnya laju pertambahan jumlah angkatan kerja, sedangkan
kemampuan NSB dalam menciptakan kesempatan kerja baru sangatlah terbatas
MIGRASI DAN PEMBANGUNAN
Proses migrasi dan karakteristik para migran
Penekanan tersebut antara lain
1. Faktor sosial
2. Faktor fisikal
3. Faktor demografis
4. Faktor budaya
5. Faktor komunis
Secara umum faktor ekonomi
secara umum, karakteristik para migran dapat dibedakan menjadi tiga kelompok
yaitu :
1. Karakteristik demografis
2. Karakteristik pendidikan
3. Karakteristik ekonomi
Teori
Lewis dan Kritik terhadapnya
Menurut Lewis perekonomian terdiri dari dua
sektor ;
1. Sektor tradisional (pertanian
yang subsisten) yang ditandai oleh produktivitas tenaga kerja yang sangat
rendah atau bahkan nol
2. Sejktor modern (industri perkotaan) dimana tenaga kerja dari sektor
subsisten berpindah secara perlahan
Teori Lewis mempunyai tiga
asumsi pokok yang sangat berbeda dengan realita dari migrasi dan
keterbelakangan yang terjadi di NSB saat ini :
a. Model ini secara implisit
menganggap bahwa tingkat perpindahan tenaga kerja dan tingkat penciptaan
kesemptan kerja disektor modern adalah proporsional dengan tingkat akumulasi
modal disektor modern
b. Asumsi dari model yang berbeda
dari realita di dunia nyata adalah asumsi bahwa “surplus” tenaga kerja terjadi
di daerah perdesaan sedangkan di daerah perkotaan ada banyak kesempatan kerja
c. Tidak realistis karena adanya
anggapan bahwa upah riil di daerah perkotaan akan selalu tetap sampai satu
titik di mana penawaran dari surplus tenaga kerja dari daerah perdesaan habis
Teori Migrasi Todaro
Menurut Todaro ada empat karakteristik utama
yaitu :
1. Migrasi seringkali lebih di
dorong oleh pertimbangan-pertimbangan ekonomi yang rasional.
2. Keputusan untuk bermigrasi
lebih tergantung pada perbedaan upah riil “yang diharapkan” dari pada “yang
terjadi” antara desa dan kota.
3. Kemungkinan untuk memperoleh
pekerjaan di perkotaan berhubungan terbalik dengan tingkat pengangguran di
perkotaan
4. Tingkat migrasi yang melebihi
tingkat pertumbuhan kesempatan kerja di perkotaan sangat mungkin terjadi.
PENGANGGURAN DAN PEMBANGUNAN
Macam-macam pengangguran
Menurut Edgar O. Edwars
(1974), melakukan pengelompokkan terhadap jenis pengangguran, harus memahami
dimensi-dimensi berikut :
1. Waktu (banyak di antara mereka
yang ingin bekerja ingin lebih lama)
2. Intensitas pekerjaan (yang berkaitan dengan kesehatan dan gizi makanan)
3. Produktivitas (kurangnya
produktivitas seringkali diisebabkan oleh kurangnya sumberdaya komplementer
dalam melakukan pekerjaan)
Berdasarkan kriteria tersebut,
Edwards mengklasifikasikan lima jenis pengangguran yaitu :
1. Pengangguran terbuka
2. Setengah menganggur
3. Tampaknya bekerja namun tidak bekerja secara penuh
·
Pengangguran tidak kentara
·
Pengangguran tersembunyi
·
Pensiun lebih awal
4. Tenaga kerja yang lemah
5. Tenaga kerja yang tidak produktif
Hubungan antara pengangguran, kemiskinan, dan
distribusi pendapatan
Hubungan yang erat antara
tingginya tingkat pengangguran, luasnya kemiskinan, dan distribusi pendapatan
yang tidak merata. bagi mereka yang tidak mempunyai pekerjaan tetap atau hanya
bekerja paruh waktu selalu berada di kelompok masyarakat yang miskin.
Hubungan antara pengangguran dan pertumbuhan
ekonomi
Studi yang dilakukan ekonom
Arthur Okun mengindikasikan adanya hubungan negatif atara pertumbuhan ekonomi
dengan pengangguran, semakin tinggi tingkat pertumbuhan ekonomi maka semakin
rendah tingkat penganggurannya, dan sebaliknya.
Besarnya potensi permasalahan
sosial dan ekonomi yang dapat terjadi mengikuti rendahnya daya serap tenaga
kerja, antara lain :
1. Rendahnya kualitas pendidikan dan kesehatan masyarakat
2. Rendahnya kemampuan daya beli masyarakat
3. Meningkatnya jumlah pengangguran
4. Meningkatnya arus migrasi
5. Adanya ketimpangan pertumbuhan ekonomi antarwilayah
SEKILAS TENTANG MIGRASI PENDUDUK DI INDONESIA
1. Migrasi penduduk dan kebijakan ekonomi makro
2. Migrasi penduduk dan fenomena urban bias
BAB 12
PEMBANGUNAN DAERAH
Dari tinjauan aspek ekonomi, daerah mempunyai
tiga definisi, yaitu :
1. Daerah dianggap sebagai ruang
dimana kegiatan ekonomi terjadi di dalam berbagai pelosok ruang tersebut
terdapat sifat-sifat yang sama.
2. Daerah dianggap sebagai
sebagai suatu “ruang ekonomi” yang dikuasai oleh satu atau beberapa pusat
kegiatan ekonomi.
3. Suatu daerjah adalah suatu “ruang ekonomi” yang berada dibawah satu
administrasi tertentu, seperti satu propinsi, kabupaten, dan sebagainya.
DEFINISI PEMBANGUNAN DAERAH
Pembangunan ekonomi daerah
adalah suatu proses. Yaitu suatu proses yang mencakup pembentukan institusi
baru, pembangunan industri alternatif, perbaikan kapasitas tenaga kerja yang
ada untuk menghasilkan produk dan jasa yang lebih baik, identifikasi
pasar-pasar baru, alih ilmu pengetahuan, dan pengembangan prusahaan baru.
TEORI PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN DAEAH
Ada beberapa macam teori yaitu :
1. Teori ekonomi neo klasik
2. Teori basis ekonomi
3. Teori lokasi
4. Teori tempat sentral
5. Teori kausasi kumulatif
6. Teori model daya tarik
PARADIGMA BARU TEORI PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH
KOMPONEN
|
KONSEP LAMA
|
KONSEP BARU
|
Kesempatan Kerja
|
Semakin banyak perusahaan = semakin banyak
peluang kerja
|
Perusahaan harus mengembangkan pekerjaan yang
sesuai dengan “kondisi” penduduk daerah
|
Basis Pembangunan
|
Pengenmbangan sektor ekonomi
|
Pengembangan lembaga-lembaga ekonomi
|
Aset-aset Lokasi
|
Keunggulan komparatif di dasarkan pada aset fisik
|
Keunggulan kompetitif di dasarkan pada
kualitas lingkungan
|
Sumberdaya Pengetahuan
|
Ketersediaan angkatan kerja
|
Pengetahuan sebagai pembangkit ekonomi
|
ARTI PENTING PERENCANAAN PEMBANGUNAN EKONOMI
DAERAH
1. Implikasi perencanaan pembangunan ekonomi daerah
2. Tahap-tahap perencanaan pembangunan daerah
Tahapan dan kegiatan dalam proses perencanaan pembangunan daerah
TAHAP
|
KEGIATAN
|
I
|
Pengumpulan dan analisis
data
· Penentuan basis ekonomi
· Analisis struktur tenaga kerja
· Evaluasi kebutuhan tenaga kerja
· Analisis peluang dan kendala pembangunan
· Analisis kapasitas kelembagaan
|
II
|
Pemilihan strategi
pembangunan daerah
· Penentuan tujuan dan kriteria
· Penentuan kemungkinan-kemungkinan tindakan
· Penyusunan strategi
|
III
|
Pemilihan proyek-proyek
pembangunan
· Identifikasi proyek
· Penilaian viabilitas proyek
|
IV
|
Pembuatan rencana tindakan
· Prapenilaian hasil proyek
· Pengembangan input proyek
· Penentuan alternatif sumber pembiayaan
· Identifikasi struktur proyek
|
V
|
Penentuan rincian proyek
· Pelaksanaan studi kelayakan secara rinci
· Penyiapan rencana usaha (business plan)
· Pengembangan, monitoring, dan pengevaluasian program
|
VI
|
Persiapan perencanaan secara
keseluruhan dan implementasi
· Penyiapan skedul implementasi rencana proyek
· Penyusunan program pembangunan secara keseluruhan
· Target dan markting aset-aset masyrakat
· Pemasaran kebutuhan keuangan
|
3. Sumberdaya perencanaan untuk pembangunan daerah
·
Lingkungan fisik sebagai
sumberdaya perencana
·
Lingkungan regulasi sebagai
sumberdaya perencana
·
Lingkungan attitudinal
sebagai sumberdaya perencana
4. Peran pemerintah dalam pembangunan daerah
·
Entrepreneur
·
Koordinator
·
Fasilisator
·
Stimulator
5. Informasi yang dibutuhkan dalam perencanaan pembangunan ekonomi daerah
·
Data kependudukan
·
Kondisi pasar tenaga kerja
·
Karakteristik ekonomi
·
Kondisi fisik / lokasional
·
Layanan jasa bagi masyarakat
UKURAN-UKURAN PERTUMBUHAN EKONOMI DAN
KETERKAITAN
Analisis shift-share
1. Pertumbuhan ekonomi
2. Pergeseran proporsional
3. Pergeseran diferensial
Location quotients
1. Industri basis (kegiatan
industri yang melayani pasar di daerah itu sendiri maupun diluar daerah yang
bersangkutan)
2. Industri non basis atau
industri lokal (kegiatan ekonomi yang hanya melayani pasar didaerah tersebut)
Analisis Overlay
Tujuan analisis overlay adalah
untuk melihat deskripsi kegiatan ekonomi yang potensial berdasarkan kriteria
kontribusi dan kriteria pertumbuhan
Tipologi Klassen (Identifikasi Daerah
Tertinggal)
Tingkat pertumbuhan pendapatan daerah dibandingkan dengan tingkat
pertumbuhan pendapatan nasional
|
Tingkat pendapatan daerah dibandingkan dengan tingkat pendapatan nasional
|
|
Tinggi (>1)
|
Rendah (<1 span="">
|
|
Tinggi (>1)
|
Tipe I
Daerah Makmur
|
Tipe II
Daerah tertinggal dalam proses membangun
|
Rendah (<1 span="">
|
Tipe III
Daerah makmur yang sedang menurun (potensi untuk tertinggal)
|
Tipe IV
Daerah tertinggal
|
Analisis input – output
Output
|
Sektor Pengolahan
|
Permintaan Akhir
|
Total Output
|
|||
A
|
B
|
C
|
D
|
|||
Input
Sektor A
Sektor B
Sektor C
Sektor D
|
202
32
47
86
|
182
68
35
59
|
10
2
991
565
|
12
6
334
561
|
335
339
137
1762
|
741
467
2779
3033
|
Input primer
|
364
|
123
|
1211
|
2100
|
3181
|
6989
|
Total input
|
741
|
467
|
2779
|
3033
|
KAPASITAS PENGEMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT
·
Lembaga-lembaga masyarakat
Misalnya : organisasi
keagamaan, organisasi sosial, kelompok-kelompok masyarakat, dan sebagainya.
·
Struktur ekonomi
Organisasi yang fokus di
daerah, misalnya : kadinda, asosiasi-asosiasi kelompok usaha, serikat pekerja,
perusahaan yang berada didaerah tersebut, lembaga pembangunan pemerintah, dan
lain-lain.
·
Lembaga-lembaga politik
Pemerintah daerah merupakan kunci keberhasilan
pembangunan ekonomi daerah.
·
Lembaga-lembaga keuangan
Misalnya : bank, perusahaan
asuransi, perusahaan-perusahaan didaerah tersebut, dan sebagainya.
·
Lembaga-lembaga pendidikan dan
pelatihan
Pendidikan, terutama pendidikan tinggi, merupakan sumberdaya utama dalam
pembangunan ekonomi.
BAB 13
PEMBANGUNAN PERTANIAN
TAHAP-TAHAP PEMBANGUNAN PERTANIAN
·
Pertanian tradisional
(Subsisten)
·
Tahap pertanian tradisional
menuju pertanian modern
·
Pertanian modern
SYARAT-SYARAT PEMBANGUNAN PERTANIAN
Menurut Mosher, ada lima syarat mutlak, yaitu :
1. Adanya pasar untuk hasil-hasil usaha tani
2. Teknologi yang senantiasa berkembang
3. Tersedianya bahan-bahan dan alat-alat produksi secara lokal
4. Adanya peragsang produksi bagi petani
5. Tersedianya pengangkutan yang lancar dan kontinu
Menurut Mosher, ada lima syarat atau sarana pelancar, diantaranya :
1. Pendidikan pembangunan
2. Kredit produksi
3. Kegiatan gotong royong petani
4. Perbaikan dan perluasan tanah pertanian
5. Perencanaan nasional pembangunan pertanian
STRATEGI MODERNISASI PERTANIAN
Perubahan teknologi dan inovasi
Ada dua sumber inovasi teknologi, yaitu
1. Mekanisasi pertanian
2. Inovasi biologis (seperti bibit unggul)
Perbaikan pola pemilikan tanah
Keterikatan petani kecil terhadap tanahnya sangat mendalam. Suatu perasaan yang merupakan ikatan batin yang sangat erat hubungannya
dengan harga diri dan kebebasan dari segala macam paksaan.
Tujuan pembangunan terpadu
Pembangunan pedesaan terutama
sekali masih tergantung pada kemajuan
usaha tani dari para petani kecil. Kemajuan tersebut meliputi :
1. Perbika taraf hidup
2. Mengurangi ketimpangan pemerataan pendapat
3. Perbaikan kapasitas sektor perdesaan dari waktu ke waktu
KEBIJAKAN PERTANIAN DI INDONESIA
BIMAS DAN INMAS
Bimas merupakan bimbingan
massal, bimas merupakan suatu sistem penyuluhan atau pembimbingan petani kearah
usaha tani yang lebih baik dan maju, sehingga ia mampu meningkatkan pendapatan
usaha taninya.
Bimas dilakukan dengan alasan :
1. Hendak mencapai peningkatan
produksi dan pendapatan yang lebih besar
2. Pembimbingan perorangan akan
sangat lamban dan mahal
Inmas merupakan program
intensifikasi padi dengan fasilitas penyuluhan yang sama dengan bimas tetapi
tanpa kredit.
KEBIJAKAN KREDIT PERTANIAN
Masalah kredit pertanian
Pada dasarnya, perkembangan
sistem perekonomian di perdesaan dapat dibagi kedalam tiga tahap, yaitu :
1. Tahap subsisten
2. Tahap peralihan dari subsisten ke modern
3. Tahap modern
KEBIJAKAN HARGA DASAR DAN HARGA TERTINGGI
Pada tahun 1967 lahir sebuah
konsep kebijakan harga beras oleh Saleh afiff dan Leon Mears yang memuat lima
prinsip, yaitu :
1. Perlu adanya harga dasar (floor
price)yang cukup merangsang produksi
2. Perlu adanya harga maksimum (ceiling
price) yang melindungi konsumen
3. Perlu ada selisih yang memadai
antara harga dasar dan harga maksimum untuk merangsang perdagangan oleh swasta
4. Perlu ada relasi harga antar
daerah, perlu isolasi harga terhadap pasaran dunia dengan fluktuasi yang lebar,
(dalam jangka panjang) perlu korelasi tertentu dengan harga luar negri untuk
memperkecil subsidi impor beras
5. Disarankan pula adanya stok
penyangga (buffer stock) yang dikuasai pemerintah
Dalam kebijakan stok dan harga
pangan yang ditugaskan pada bulog (Badan Urusan Logistik) sesuai Keppres No. 11/1969
pada 22 Januari 1969, menyatakan bahwa sasaran utama program bulog adalah sbb :
1. Mempertahankan harga minimum beras
2. Menjaga kestabilan harga beras agar tidak melampaui tingkat maksimum
REVITALISASI PERTANIAN : Antara Harapan dan
Kenyataan
Revitalisasi pertanian
merupakan salah satu dari strategi tiga jalur (triple track stratgy)
yang ditawarkan pemerintah untuk memulihkan dan membangun kembali perekonomian
indonesia, dua jalur lainnya adalah :
1. Percepata investasi dan ekspor
guna mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi rata-rata diatas 6,5 persen per
tahunnya.
2. Pembenahan sektor riil guna
menyerap tambahan angkatan kerja dan menciptakan lapangan kerja
Secara konseptual,
revitalisasi pertanian dapat dilakukan dengan enam fokus awal kegiatan:
1. Revitalisasi pemantapan ketahanan pangan
2. Revitalisasi peningkatan
kesempatan usaha dan pertumbuhan produksi
3. Revitalisasi ekspor produk
pertanian, perikanan dan perhutanan
4. Revitalisasi pengembangan produk baru
5. Revitalisasi pertanian dengan melibatkan masyarakat luas
6. Revitalisasi SDM di sektor pertanian
Sektor pertanian telah kembali
menjadi basis pembangunan ekonomi suatu bangsa, terutama bagi sebuah negara
agraris seperti Indonesia, jika sektor pertanian mampu menciptakan dua hal
sebagai berikut :
1. Pengadaan Pendapatan (income multiplier)
Artinya sektor pertanian mampu menghasilkan tambahan pendapatan bagi
kegiatan ekonomi yang berhubungan langsung dengan sektor pertanian, seperti
agroindustri dan kegiatan off-farm lainnya.
2. Pengadaan Tenaga Kerja (employment multiplier)
Artinya bahwa sektor pertanian mampu menciptakan lapangan kerja baru di
luar sektor pertanian, terutama karena begitu tingginya keterkaitan antara
sektor pertanian dan sektor-sektor lainnya, misalnya industri pengolahan hasil
pertanian
Berikut ini beberapa peran
aktif sektor pertanian bagi kehidupan sosial-ekonomi :
1. Penghasilan pangan dan bahan baku industri
2. Pembangunan daerah dan pedesaan
3. Penyangga dalam masa krisis
4. Kesempatan kerja, PDB dan devisa
5. Sosial budaya masyarakat
STUDI KASUS :
Distribusi Lahan yang Timpang
Tingkat pendidikan petani yang rendah dan Rendahnya aksebilitas terhadap modal
BAB 14
PEMBANGUNAN INDUSTRI
PERANAN SEKTOR INDUSTRI DALAM
PEMBANGUNAN EKONOMI
Proses industrialisasi dapat diupayakan dengan
dua jalan, yaitu :
1. Secara “vertical” yang
diindikasikan oleh semakin besarnya nilai tambah pada kegiatan ekonomi
2. Secara “horizontal” yang
diindikasikan oleh semakin luasnya lapangan kerja produktif yang tersedia bagi
penduduk
Menurut kriteria UNINDO (United Nation for Industrial Development Organization),
negara didunia dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Negara non-industri
2. Negara dalam proses industrialisasi
3. Negara semi industri
4. Negara industri
PERHATIAN TERHADAP PEMBANGUNAN INDUSTRI
Teori Perroux yang dikenal
dengan istilah pusat pertumbuhan merupakan teori dasar dari strategi
keebijakan pembangunan industri daerah yang banyak diterapkan diberbagai
daerah, adapun inti dari teori ini adalah:
1. Dalam setiap proses
pembangunan, akan senantiasa muncul industri pemimpin yang merupakan industri
penggerak utama dalam pembangunan suatu daerah
2. Pemusatan industri pada suatu
daerah akan mempercepat pertumbuhan perekonomian, karena
pemusatan industri akan menciptakan pola konsumsi yang berbeda antar daerah,
sehingga adanya perkembangan industri disuatu daerah yang mempengaruhi
perkembangan industri di daerah lainnya
3. Perekonomian merupakan
gabungan antara sistem industri yang relatif aktif (industri pemimpin) dan industri-industri
yang relatif pasif (industri yang tergantung dari industri pemimpin).
Beberpa teori menjadi penyebab
suatu daerah mengalami perkembangan yang lebih pesat di bandingkan dengan
daerah lain adalah :
1. Teori Export Base (Nort, 1964)
Menyatakan bahwa sektor ekspor berperan penting dalam
pembangunan daerah, karena daerah tersebut dapat memberikan konstribusi yang
penting bagi perekonomian daerah. Antara lain :
·
Ekspor dapat secara langsung
meningkatkan pendapatan atas faktor-faktor produksi dan pendapatan daerah
·
Perkembangan ekspor akan
menciptakan permintaan terhadap produksi industri lokal
2. Toeri Resource-Based (Perloff dan WIngo, 1964)
Menyatakan bahwa perkembangan sektor ekspor disuatu daerah perannya sangat
besar sekali dalam pembangunan daerah.
Beberapa perbedaan mendasar pada kedua teori tersebut
diantaranya :
a. Data yang digunakan dalam
teori resource base jauh lebih lengkap
dibandingkan dengan data yang digunakan dalam teori export base
b. Teori resource base, analisisnya lebih mendalam serta meemberikan penekana pada dua hal. Yaitu
:
1. Pentingnya peranan kekayaan
alam suatu daerah dalam pembangunan daerah yang bersangkutan
2. Faktor-faktor yang
mempengaruhi efek pengadaan dari sektor ekspor pada perekonomian daerah.
INDUSTRIALISASI DI INDONSIA
Macam-macam Industri
Menurut industri nasional, dikelompokkan menjadi
Industri dasar, Industri kecil dan industri hilir
Pengelompokkan industri menurut jumlah tenaga kerja yang di
pekerjakan :
1. Industri besar, jika
mempekerjakan 100 orang atau lebih
2. Industri menengah, jika mempekerjakan 20 sampai 99 orang
3. Industri kecil, jika mempekerjakan 2 sampai 19 orang
4. Industri mikro, jika
mempekerjakan kurang dari 5 orang (termasuk tenaga kerja yang tidak dibayar)
Industri Promosi Ekspor (IPE)
Menurut Anne Krueger (1978),
wakil presiden Bank Dunia pada masa itu, setidaknya ada empat faktor yang dapat
menjelaskan mengapa strategi industialisasi promosi ekspor dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi yang lebih pesat dari pada strategi substitusi impor. Keempat
faktor tersebut adalah kaitan sektor pertanian dengan sektor industry, skala ekonomis, dampak persaingan atas prestasi perusahaan dan dampak kekurangan devisa
terhadap pertumbuhan ekonomi.
Pola Pengembangan Industri
Pola Pengembangan Industri
Nasional (PPIN) mengelompokkan pola pikir industrialisasi ke dalam enam butir kebijakan,
yaitu :
1. Pengembangan industri yang
diarahkan untuk pendalaman dan
pemantapan struktur industri
2. Pengembangan industri
permesinan dan elektronika penghasilan barang modal
3. Pengembangan indutri kecil
4. Pengembangan ekspor komoditas industri
5. Pembangunan kemampuan
penelitian, pengembangan dan rancangan bangunan, khususnya perangkat lunak dan
perekayasaan
6. Pembangunan kemampuan para
wiraswasta dan tenaga kerja industri, berupa kemampuan manajerial, keahlian,
kejujuran serta keterampilan
KLASTER INDUSTRI
Alfred Marshall (1920),
berhasil mengidentifikasikan tiga alasan pokok mengapa sekelompok perusahaan
pada industri yang sejenis cenderung untuk berlokasi saling berdekatan satu
sama lain dan memperoleh keuntungan lebih, yaitu: Labor market pooling, Supplier specialization dan Knowledge spillovers
Menurut Porter (1990), ada
empat variabel yang dapat menentukan daya saing dari sebuah industri, yaitu :
1. Kondisi faktor (input)
2. Kondisi permintaan
3. Industri pendukung dan terkait
4. Struktur, strategi perusahaan dan persaingan
BAB 15
INSTITUSI PEMBANGUNAN EKONOMI
PENGERTIAN DAN FUNGSI INSTITUSI
Hayami & Ruttan (1983)
mendefinisikan bahwa institusi sebagai aturan dari suatu masyarakat atau organisasi
yang memudahkan koordinasi diantara orang-orang dalam mayarakat atau organisasi
tersebut untuk saling berintgrasi guna mencapai harapan masing-masing.
Ostrom (1986) mengatakan
institusi merupakan aturan dan rambu-rambu yang digunakan sebagai panduan bagi
para anggota suatu kelompok masyarakat untuk mengatur hubungan perilaku antar
anggota atau antar kelompok.
Nugent (1989) mendefinisikan
institusi sebagai sekumpulan kendala yang mengatur hubungan perilaku antar
anggota atau antar kelompok.
North membedakan pengertian
institusi dan organisasi kedalam dua hal, yaitu :
1. Aturan-aturan informal,
misalnya: kebiasaan, adat-istiadat, tradisi, dan sebagainya.
2. Aturan-aturan formal, misalnya:
sistem konstitusi, hukum, hak kepemilikan, dan sebagainya.
Institusi dibangun untuk
menciptakan tatanan yang baik dan mengurangi ketidakpastian di dalam kehidupan
masyarakat.
Rodrik (2003) mengatakan
fungsi institusi dalam kaitannya dengan kinerja perekonomian, yaitu :
1.
Menciptakan pasar: institusi
yang melindungi hak kepemilikan dan menjamin pelaksanaan kontrak
2.
Mengatur pasar: institusi yang
bertugas mengatasi kegagalan pasar yakni institusi yang mengatur masalah
eksternalitas, skala ekonomi dan ketidaksempurnaan informasi untuk menurunkan
biaya transaksi
3.
Menjaga stabilitas: institusi yang menjaga agar tingkat inflasi rendah, meminimumkan ketidakstabilan
makroekonomi, dan mengendalikan krisis keuangan
4.
Melegitimasi pasar: institusi
yang memberikan perlindungan sosial dan asuransi, termasuk mengatur
redistribusi dan mengelola konflik
PERKEMBANGAN EKONOMI KELEMBAAN
Ekonomi kelembagaan (institutional
economics) adalah cabang ilmu ekonomi yang mempelajari pengaruh dan peranan
institusi (institusi formal maupun non formal) terhadap kinerja ekonomi, baik
pada tataran makro maupun tataran mikro/perusahaan.
Didalam literatur ekonomi dikenal dua macam ekonomi
kelembagaan, yakni :
1. Ekonomi kelembagaan lama (Old
Institutional Economics atau OIE)
2. Ekonomi kelembagaan baru (New Institutional Economics atau NIE)
INSTITUSI DAN KINERJA EKONOMI
Chang (1997) mengungkapkan ada
tiga kelompok institusi yang sangat besar pengaruhnya terhadap pembangunan di
korea selatan yaitu :
1. Institusi yang mengatur
hubungan pemerintah dengan dunia usaha
2. Institusi yang mengatur
organisasi industri (aturan persaingan dan kebijakan terhadap konglomerat)
3. Institusi yang mengatur
hubungan di dalam perusahaan (tatakelola perusahaan dan manajemen tenaga kerja)
MEMBANGUN INSTITUSI YANG EFEKTIF
Institusi dan Mekanisasme Pasar
Pasar dapat didefinisikan
sebagai sebuah mekanisme dimana kekuatan-kekuatan yang ada di dalamnya (supply
dan demand) saling berinteraksi dalam menentukan harga dan kuantitas
barang dan jasa.
Tiga peran
institusi dalam mendukunng bekerjanya meknisme pasar, yaitu :
1. Sebuah institusi dinilai mampu
mengalirkan informasi mengenai kondisi pasar, produk, dan pemain yang ada
didalamnya (information roles)
2. Sebuah institusi di mulai
mampu mendefinisikan dan mendorong penegakan atas hak kepemilikan dan kontrak (enforcement
roles)
3. Sebuah institusi dinilai mampu
menciptakan atau bahkan mereduksi kompetisi di dalam pasar (competition
roles)
Institusi yang Efektif
Institusi yang efektif mempunyai empat prinsip,
yaitu :
1. Komplementaritas
2. Inovasi
3. Konktivitas
4. Kompetisi